Kejadian Sehari-hari yang Sadis.

Kemarin katanya malam nisfu sya'ban, saya tahunya dari broadcast-broadcast di bbm, update status yang bilang minta maaf atas segala dosa yang telah ia kerjakan, dan semuanya mendadak puasa, agar dimaafkan, agar mendapat pahala, memanfaatkan momen nisfu sya'ban. Mereka berpikir, Tuhan begitu gampang dikadali, karena setelah hari itu, kejadian menjadi biasa. Seperti hari hari sebelumnya.

Kemarin malam juga adalah pembukaan pertama piala dunia, Brazil lawan Kroasia, katanya kalah Kroasia, itu pasti. Semua orang yang berharap Brazil menang, pasti memimpikan Kroasia kalah, tak peduli bagaimana perasaan mereka yang kalah. Yang penting kita menang. Selain katanya satu goal itu adalah bunuh diri, saya juga tidak menonton pertandingan itu. Saya tertidur pulas. Terakhir yang saya ingat tentang Kroasia adalah David Suker. Setelah itu saya amnesia.

Diantara dua kejadian itu, huru hara Festival pemilihan presiden pun tetap berlangsung, sepertihalnya supporter sepak bola, begitu juga pendukung presiden, mereka tak kalah fanatik, bahkan mungkin lebih.

Diatas segala keramaian yang terjadi, saya sebenarnya tidak merasakan apa-apa kemarin, entah itu momen nisfu sya'ban, piala dunia atau bahkan pemilihan presiden. Pikiran saya hanya tersedot oleh pekerjaan saya, karena pada saat ini, itulah yg memberikan kehidupan pada saya, kalau saya tidak memikirkannnya, maka kerjaan saya jadi kacau. Dan kekacauan kerjaan tentu sangat berefek negatif pada kehidupan saya.

Saya memang egois, apatis dan sinis terhadap apapun, yang tidak memberikan keuntungan real pada saya, entah itu keuntungan yg bersifat batin maupun materi. Jujur saja. Kita hidup di dunia semacam itu, mereka yg tidak sadar, hanya menghias diri dengan pelbagai macam kemunafikan.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

Posting Komentar