Apalah yang saya ketahui tentang dunia perfilman selain menonton, dan memberikan penilaian yang semena-mena? hehe. Jadi, pendapat saya kalau film Insurgent tidak menarik, jangan terlalu di hiraukan, mungkin hanya dikarenakan saya membutuhkan film yang lebih berbobot dramanya, ya kala itu saya sedang bosan, lack, saya sedang mencari-cari quote sederhana dari film yang bisa membangkitkan gairah saya. Gairah dalam apa? Hidup.
Dan Insurgent, gagal memuaskan saya. Tapi, beda cerita, bila saya sedang ingin menikmati, sebuah film action, bak bik buk, tanpa ada pretensi filosofis yang terlalu berat. Insurgent saya kira bakal cukup. Saya kira ini penting, pra-persepsi Anda ketika menonton sebuah film menentukan bagaimana Anda merespon film tersebut. Bisa jadi film itu bagus, tapi karena suasana hati Anda sedang buruk, Anda bakal bilang, film itu membosankan!
Maka, penilaian objektif sangat penting, dan menurut rating IMDB, Insurgent (6.5) memang di bawah Divergent (6.8). Cek saja sendiri. Saya sedikit mengulangi, film Divergent, malah untuk menulis review

Saya pikir ini visualisasi yang sangat radikal mengenai tipe-tipe manusia, bagaimana tidak, dalam film ini di gambarkan ada beberapa faksi, dan tipe itu sangat kentara dan nyata dalam menjalani kehidupan mereka; hanya saja, satu faksi dengan faksi lain, digambarkan dengan sangat prontal, mereka tidak bisa menyebrang menjadi faksi yang lain, bila majelis sudah menetapkan kamu faksi Erudite, maka kamu tidak boleh jadi Dauntless.
Coba anda bayangkan bila, memang benar dalam kehidupan kita berjalan seperti itu. Ya, saya pikir, kengerian yang ada di dalam film inilah yang bakal terjadi. Tapi misteriusnya, tidak. Mungkin, inilah fungsi imajinasi dan film salah satu proyeksinya, bahwa dengannya kita jadi bisa memami apa yang akan terjadi, sekalipun kita belum menjalaninya, ada fungsi logis di sana. Akal. Karunia Tuhan yang sangat luarbiasa yang diberikan pada manusia. Free Will. Ya saya pikir, film ini berbicara tentang ini.

0 komentar:
Posting Komentar