Kepada Noerhalimah

Untuk
Nurhalimah
Di
Perantauan

Assalamu'alaikum. Wr. Wb

Kau selalu ceria. Sekilas itu yang hanya bisa saya lihat tentang kepribadianmu. Setidaknya dengan waktu yang sangat singkat saya cukup mengenalmu.

Sewaktu saya kuliah di STEMBI dan sekarang ketika saya sudah keluar, saya melihat banyak yang berubah darimu. Dan itu bagus, karena perubahan membawa kedewasaan dalam bersikap dan tentunya dalam artian positif. Satu pesona yang sangat menarik perhatianku adalah berubahnya penampilanmu.

Jujur saya katakan; sangat tertarik padamu. Sebab perubahan penampilan Nur yang dulu dan Nur yang sekarang. Sangat berbeda. Tentunya perubahan ini membutuhkan perjuangan dan pergolakkan batin tersendiri meskipun itu dijalani dalam proses. Saya salutkan kepadamu Nur. Saya angkat topi. Pertahankan sikap dan jati diri Nur yang sekarang sampai memasuki jenjang pernikahan dengan seseorang yang akan menjadi 'rekan' seumur hidup.

Siapapun yang akan menjadi pendamping hidup Nur nanti, tentunya membuat saya iri. Karena mendapatkan seseorang bidadari. Saya berbicara seperti ini, sebagai seorang sahabat yang kagum atas apa yang dicapai oleh sahabatnya.

Saya mempunyai puisi buat Noer;
sudah lepaskan saja bunga itu
biarkan ia mekar digenggaman orang lain
sudah relakan saja kembang itu
biarkan ia merekah di taman orang lain

sudah biarkan saja
sudah biarkan saja

tak perlu meneteskan air mata karena kepergiannya
ia tak [ingin] mungkin kaumiliki
kalaupun bisa, bagaimana pula kau memperlakukannya
hentikan saja siraman bunga itu
coba, sedari dulu kau sadar

jangan pagutkan nafasmu denganku
ini juga kutoreh di tubuh yang kelu.

Terimakasih Noer.
30 juni 06. 5:58

Wassalam,
teditaufiqrahman

0 komentar:

Posting Komentar