Kepada Waktu

Kepada Yang terhormat,
Waktu yang berjalan

Hai bagaimana kabarmu? Maaf langsung saja. Kamu tidak pernah lelah berputar dari semenjak bumi diciptakan sampai sekarang, sebenarnya siapa sih yang terlebih dahulu Tuhan ciptakan, kamu atau bumi ini? Atau, dahulu mana tuhan dengan kamu, maaf nyinggung perasaan kamu. Tapi benar siapa sih yang nyiptain kamu itu?
Ada problem tentang kamu, di tempatku berpijak. Kamu itu sering menjadi kambing hitam. Kasusnya begini kalau sedikit-sedikit ada masalah jawabannya cuma satu; kita serahkan sama waktu. Bisar waktu yang menjawabnya. Kalau saya berandai, manusia yang diciptakan bukan saya saja 'kan? ada berjuta-juta. Kalau semuanya bepikiran seperti itu bukan main kamu capeknya. Capek nggak sih?
Eh iya… kamu itu seorang atau banyak. Kalau saya lihat, waktu sekarang di Indonesia misalnya menunjukan waktu tujuh. Dan ternyata di Bologna, Itali, jam sembilan malam. Nah, yang jam tujuh sama yang jam sembilan malam apakah itu Waktu yang sama, atau beda. Kalau beda, kamu itu ada berapa banyak sih? Jadi penasaran!
Bentuknya kamu seperti apa sih, apa seperti angin yang tidak terlihat, tembus padang, tidak tercium, tak berwarna. Atau kaya gimana?
Apa kamu doyan membunuh orang nggak? Maaf kalau nanyain ini, sebab begini, katanya yang mati itu waktunya tidak bisa dicepatkan dan dilambatkan. Takut-takutnya kamu juga doyan membunuh, apa ada garis koordinasi antara Kamu sebagai Waktu dengan malaikat pencabut nyawa? Misalnya, kamu nanyain ke malaikat izrail mau nyabut nyawa jam berapa. Atau jangan-jangan kamu yang nyabut nyawa itu ya?

0 komentar:

Posting Komentar