Sajak Buat Dia, Mungkin (1)



Sayang, jangan bebani hidupmu dengan perkataan orang lain. Orang lain memang selalu begitu, mereka tidak akan kehabisan ide buat mengatur bagaimana seharusnya kita menjalankan hidup tapi mereka kadang sama sekali tidak punya ide buat hidup mereka sendiri. Karena mereka terlampau sibuk mengamati dan mengomentari kehidupan orang lain.

Sayang, terkadang mimpi itu memang bukan untuk diwujudkan. Tetapi dibiarkan saja menjadi mimpi. Karena sekali waktu mimpi itu kamu wujudkan, kamu bakalan bingung mesti ngapain lagi? Soalnya mimpi kamu sudah tercapai. Aku takut lambat laun kamu akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Soalnya kamu berpikir hidup ini sudah selesai.


Sayang, kesepian itu tidak menakutkan seperti yang kamu bayangkan selama ini. Itu juga, kalau kamu menjalaninya dengan perasaan tenang, tidak banyak menuntut pada diri sendiri atau ngomel ini itu. Kalaupun memang kamu ingin menjadi apa yang kamu impikan? Kamu jangan ragu buat mewujudkan keinginanmu itu, jangan setengah-setengah. Serempetlah bahaya dan jadilah apa yang kamu impikan. Jangan mengeluh melulu.

Sayang, aku pernah menjadi dirimu seperti sekarang ini; merasa kesepian, hampa, tidak berguna, hidup mau apa lagi, mau mati? Tapi bunuh diri tak berani. Tuhan tak kunjung mencabut nyawa. Kamu bingung mesti bagaimana lagi dengan kelemahan yang menumpuk pada diri.

Kamu tahu apa yang aku lakukan?

Sederhana saja. Aku akui bahwa aku lemah, aku akui bahwa aku pengen mati dan siap menanggung segala konsekuensi yang bakalan terjadi. Aku akui semuanya. Dan ternyata Tuhan memberikan jalan keluar. Semenjak itu aku terus berpikir, mungkin kesombongan lah yang membuat aku selalu tertimpa bencana.

Sayang, ini bukan puisi, sajak, prosa atau semacamnya sekalipun sengaja ku beri judul “sajak”. Kenapa? Supaya kelihatan seperti karya sastra saja. Biar gaya. Biar disebut penyair atau pujangga, padahal isinya tidak puitis sama sekali.

Kalau kamu mencari puisi, bukan disini tempatnya, karena aku tidak pernah bertapa hanya sekedar untuk mencari diksi yang seksi.




__________________________
*catatan di tengah Jenuh



Related Posts:

  • Don't Dream It's OverWhat's your dream?Apa bedanya mimpi dengan cita-cita? Dengan keinginan, kehendak atau tujuan? Apa bedanya? Well, saya pikir, tidak ada gunanya untuk memperdebatkan hal itu saat ini, biarlah itu menjadi urusan para pemelihara … Read More
  • The Invention of Hugo Cabret"Everything has a purpose, even machines. Clocks tell the time and trains take you places. They do what they're meant to do.... Maybe that's why broken machines make me so sad. They can't do what they're meant to do. Maybe it… Read More
  • Kapan Kita Mendekat?Setiap pagi, biasanya di tempat kerja saya, suka melaksanakan brifing. Dan entah apa yang ada dalam pikiran MC pada waktu itu, sehingga menunjuk saya untuk memberikan motivasi kepada seluruh karyawan yang hadir. Inilah yang s… Read More
  • Maman Gorky; Memoar Santri No 19Buku ini mungkin semacam janji. Kepada Yang Maha Esa, Kepada Yang Maha Tinggi atas semua yang telah saya dapatkan selama ini. Sewaktu dulu, sempat saya berserapah, berjanji dengan DIa. Sebetulnya janji itu tidak terucapkan, h… Read More
  • Ritual Resolusi Di Mulai ; 2014Sebentar lagi tahun baru 2014, baru saja kemarin Natal umat Islam ribut mengenai hukum mengucapkan selamat natal, sebentar lagi juga bakal ribut mengenai; Kenapa sih tahun baru Masehi yang di gembar gemborkan? Kenapa sih buka… Read More