Orang Waras dalam Kereta Api (Bag 3)

Apa saya masih mengingatnya?

Tentu saja, kenangan tidak bisa lekas hilang begitu saja seperti noda kotor yang bisa di hapus oleh sabun. Apa anda masih percaya dengan perkataan menghapuskan kenangan? Tidak, itu lebay. Hal yang paling abadi hanya ada dalam kepala kita, sekalipun semua di dunia ini sudah binasa, selama gambaran di kepala anda masih ada, itu bakal kekal, tentu saja dengan syarat kepala anda masih pada tempatnya. Anda bisa mengkreasikannya lagi dalam kenyataan, dalam bentuk apapun, begitu di seterusnya. Itulah uniknya kita, manusia, takkan pernah habis-habisnya.  

Apa saya masih merindukannya? apa maksudnya dengan merindukan? bertemu maksud anda? Apa saya masih memikirkannya? apa bedanya dengan mengingat...

Apa saya masih mencintainya? apa itu cinta?

Apa saya rela berkorban untuk dirinya? mengorbankan apa? apa yang saya dapatkan dari pengorbanan saya? Apa saya rela berjuang untuk mendapatkan dirinya? ..... 

Saya pikir tidak, untuk apa? 

lalu apa yang saya inginkan darinya? tidak ada. apa yang membuat anda berpikir dia harus berbuat sesuatu untuk saya? apa karena saya masih mengingatnya kemudian, lantas dia juga harus mengingat saya? tidak harus begitu bukan. 

ya saya masih mengingatnya, tidak, saya tidak berani berkorban untuk nya, apakah saya masih mencintainya, apa itu cinta tuan?

***

saya bertanya jujur, apa itu cinta tuan? apa cinta itu mengingat? apa cinta itu berbentuk melengkung, berwarna merah keungung-unguan seperti yang sekarang kita ingat? apa cinta itu mengorbankan sesuatu bahkan nyawa kita, untuk yang kita cintai? apa itu cinta?

apa kita terlampau dewasa untuk membicarakan lagi mengenai pengertian dasar, apa itu cinta? apa kita terlampau sibuk hanya sekedar untuk kembali menengok, apa sebenarnya yang kita cintai? atau apa yang kita cintai? apa kita menjadi hina dina, mendadak alay jika kita menanyakan kembali, apa sebenarnya cinta? apa rasanya gak seru, gak ngikutin trend kalau ngomongin lagi cinta? apa hidup kita emang sekarang begitu tuan? menggunjingkan masalah sepele dan selintas dengan sok mendalam untuk kemudian beralih ke topik yang lain lagi, dengan pembicaraan yang serupa?

apa kita sedang merayakan kebodohan yang dibalut dengan pelbagai macam teori kepintaran? apa memang sekarang zamannya menyindir orang lain untuk berbuat baik dengan cara kebodohan? apa memang begitu intisari yang marak di media sosial itu? menggunjingkan jomblo hanya untuk bilang pada mereka, "wooi! segera nikah lah, biar gak free sex! biar gak banyak aborsi, biar aman lah hidup! banyak efek sampingnya kalau kau masih jomblo!" gitu? atau just talk about jomblo. thats it? tanpa ada tujuannya, hanya untuk kepentingan komersil, karena itu yang lagi nge trend, happening, ya sudah kita ngomongin itu saja! besok-besok kita endus lagi apa yang sedang trend?

maaf tuan, kalau ada beberapa ucapan saya yang tidak berkenan. sebentar... kenapa kita bisa jauh kesana tuan? darimana awalnya pembicaraan kita?
oiya, cinta....

apa itu cinta?

0 komentar:

Posting Komentar