Banjarmasin, 14 Juni 2014

Tidak terasa, 5 tahun sudah saya menggeluti pekerjaan ini. Pekerjaan yang awalnya tidak saya sukai, jauh dari keinginan terbesar dalam hidup, jujur saya akui bahkan sempat jadi momok tersendiri.



Mengenai hal ini, saya teringat dengan ucapan Konfusius kira-kira seperti ini, bekerjalah sesuai dengan apa yang kamu sukai, maka setiap hari kamu tidak akan pernah merasa bekerja.



Memang menyenangkan, bekerja sesuai dengan keinginan kita, orang bilang, hobi. Tapi saya tidak seperti itu, perjalanan hidup saya lumayan pelik, begitu juga setiap orang memiliki kepelikan riwayat hidupnya masing-masing.



Di simpang perjalanan, saya menemukan sebuah pilihan, apakah akan menjalani hidup sesuai dengan keinginan pribadi, atau bahkan melenceng? Mengikuti arus kenyataan.



Saya memilih jalan yang kedua, saya tidak pernah berniat jadi pahlawan, terkadang sering saya menggadaikan mimpi-mimpi saya untuk sesuatu yang tidak penting dan tidak saya yakini. Tapi saya jalan terus. Saya hanya ingin tahu bagaimana ujungnya cerita ini. Saya tidak pernah melakukan interupsi atau bahkan mengubah arus alur kehidupan. Karena, seperti kata Umar RA, saya tidak peduli dengan keadaan suka atau dukaku, karena saya tidak tahu, mana yang lebih baik bagiku.



Manusia memang memiliki nalar, tapi sungguhpun demikian, jujur saja, nalar kita terbatas. Maka saya memilih jalan kedua, saya memperpanjang barisan-barisan orang-orang yang kalah, yang menggadaikan mimpinya untuk sekedar bertahan.



Saya, belajar tentang sosiologi, saya suka sastra, saya pernah menekuni teater, pernah juga suntuk belajar agama. Jadi aktivis mahasiswa.



Dan sekarang saya jadi Sales. Ya sales. Mahasiswa mana yg tidak begidik mendengar kata itu?



Tapi ada yang tidak bisa saya tinggalkan, menulis. Saya tidak akan pernah bisa berhenti menulis.





Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

Posting Komentar