Ritual Resolusi Di Mulai ; 2014

Sebentar lagi tahun baru 2014, baru saja kemarin Natal umat Islam ribut mengenai hukum mengucapkan selamat natal, sebentar lagi juga bakal ribut mengenai; Kenapa sih tahun baru Masehi yang di gembar gemborkan? Kenapa sih bukan Tahun Baru Hijriyah? Kita kan muslim, seharusnya lebih senang menghadapi tahun baru Hijriyah.

Tapi saya tidak tertarik untuk membicarakan hal itu,  karena tahun depan, dan mungkin berabad abad kemudian, setelah kita meninggal, anak cucuk kita akan memperdebatkan hal yang sama.

Saya tidak mau mewariskan tradisi konyol semacam itu. Setiap tahun baru, saya selalu ingat sebuah puisi dari Ayatrohaedi,  begini cuplikannya.
Apa yang akan kaulakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini? Merencanakan masa depan, tanpa peduli pada apa yang kaukerjakan di hari-hari yang berlalu? Ataukah justru sebaliknya: mengenang dengan mesra karena sadar semuanya itu tak akan kembali tiba?

Apa yang akan kita lakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini? Mempersibuk diri, ataukah tidak berbuat apa pun, cuma menerima apa yang akan tiba entah bagaimana pun adanya?

Apakah yang akan kita lakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini?

Ya, apa yang akan kita lakukan?

(Ayat Rohaedi, Surat Akhir Tahun)



Puisi itu pernah saya kutip untuk sebuah tulisan, semasa kuliah dulu, dari bukunya yang berjudul Pabila dan di Mana, tapi ketika saya browsing berniat menemukan lengkap puisinya seperti apa. tak kunjung di temukan, yang saya temukan hanya link ini.

Disana ada puisi yang berjudul Surat Akhir Tahun, tapi kok beda dengan yang saya kutip. Terus tulisan siapa yang saya kutip itu?? Sayang saya tak bisa crosscek langsung ke bukunya, karena saya tidak punya bukunya.

Tapi, siapapun yang menulis itu. Sekali lagi, pada momen apapun itu, baiknya kita renungkan lagi, yang dituliskan oleh Sang Anonim;
Apa yang akan kaulakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini? Merencanakan masa depan, tanpa peduli pada apa yang kaukerjakan di hari-hari yang berlalu? Ataukah justru sebaliknya: mengenang dengan mesra karena sadar semuanya itu tak akan kembali tiba?

Apa yang akan kita lakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini? Mempersibuk diri, ataukah tidak berbuat apa pun, cuma menerima apa yang akan tiba entah bagaimana pun adanya?

Apakah yang akan kita lakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini?

Ya, apa yang akan kita lakukan?

Daripada Anda meniup terompet, menyalakan kembang api. Bukankah lebih baik merenungkan apa yang dituliskan oleh Sang Anonim?
Apakah yang akan kita lakukan menjelang berakhirnya suatu masa ini?

Ya, apa yang akan kita lakukan?

0 komentar:

Posting Komentar