Lets Talk About Murukusunu

Kali ini aku sedang tak ingin memikirkan apa-apa, hanya ingin fokus pada pembuatan gudang di belakang. Itu saja. Pabalatak uy, rek ngaso beurang-beurang teh sok kaganggu ku karyawan neangan barang.

Aku pun langsung berkonsultasi kepada mas Maman, sang arsitek gudang, tukang sol, tukang ngajual karung saya pas barang datang, ah tukang sagala pokonamah jelema eta mah. Tukang ngagosip oge, tapi rada bijak saeutik, soalnya saya secara pribadi jarang mendengar dia ngeyel ketika pelanggan na murukusunu.
Eh kamu ngerti gak apa itu murukusunu?

Murukusunu itu sejenis sikap seseorang terhadap kekesalan yang dihadapinya. Itulah murukusunu, tapi beda ketika kita mengucapkan anak-anak mengejar layang-layang. Itu muru ke sana, muru ke sini. Muru layang-layang, atau muru muncang, murungkut. Beda lagi dengan morongol, morongkod, moyondon, mondoyon etc. 

Nah kalau Mang Oyon mah Cuang Cieung, puak paok oge, tual tuel, tujang tajong, gutak giteuk… seperti halnya mas Maman, Mang Oyon juga suka murukusunu.    

Muru dalam bahasa sunda diartikan mengejar. Tapi Murukusunu, bukan berarti ‘mengejar kusunu’. Murukusunu itu seperti samutut, manyun. Kalau istri tidak diberi uang belanja biasanya suka samutut, manyun.

Janten sabarahaeun Mas ngadamel gudang teh? Membutuhkan biaya berapa untuk membuat gudang itu?***


0 komentar:

Posting Komentar