"Gejala kedua impian kita mulai mati terletak dalam keyakinan kita. Karena kita tak lagi memandang hidup sebagai petualangan hebat, kita lalu memandang diri sendiri bijaksana dan adil serta benar karena sedikit sekali mempertanyakan hidup. Kita melihat hal-hal yang terbentang di balik kehidupan sehari-hari dan mendengar suara perisai bersahutan, membaui segaka debu dan keringat serta melihat kekalahan besar dan api semangat yang terpancar dari mata kesatria. Namun kita tak pernah menangkap kebahagiaan, kebahagiaan tak terkira yang timbul dari hati para pejuang medan perang. Bagi mereka, kalah atau menang menjadi tak penting; yang paling penting adalah kau bertembur untuk membela kebaikan.
Dan yang terakhir, gejala ketiga kita melepaskan impian adalah kedamaian. Hidup seperti minggu sore; dan kita pun tak lagi meminta sesuatu lebih dari yang akan kita berikan. Saat ini terjadi, kita berpikir inilah yang disebut dewasa; kita melupakan impian masa muda, dan kita mencari pencapaian pribadi dan profesional. Kita akan terkejut mengetahui orang seumur kita masih menginginkan banyak hal dalam hidup mereka. Namun jauh di dalam lubuk hati, kita tahu yang terjadi adalah kita menyerah bertempur demi mimpi kita--kita menolak bertempur demi kebaikan." (Hal 64)
Quote from Ziarah (Paulo Coelho)
Related Posts:
20 Januari 2008Kadang aku merasa pengetahuanku tentang ilmu-ilmu—filsafat, sosiologi, teori ideologi, wacana, sastra, diskursus singkatnya teori-teori abstrak yang hanya bisa diketahui lewat buku—tak ada gunanya sama sekali untuk menopang k… Read More
20 Maret 2007"Hidup yang tidak dipertanyakan" demikian ungkap Socrates "tidak layak untuk dilanjutkan". Pemeo ini sangat klasik bahkan mungkin terkesan basi, bagi mahasiswa filsafat dan yang menekuni kajian filsafat ungkapan ini sudah san… Read More
25 Juni 2008Bertaruh Dengan Tuhan1. Kenapa aku tidak memberi tahu adikku kalau mau masuk jurusan bahasa inggris mesti membeli formulir IPS, bukan IPA atau mungkin IPC?a. Karena sifat toleransi-ku dan tidak mau mencampuri urusan adikku.Da… Read More
15 Maret 2006ANGGAP SAJA…Anggap saja ini prolog. Sebagai kata pembuka untuk sekian ribu kata yang akan di kunyah, dimamah atau hanya ditelan bulat-bulat dan kemudian dimuntahkan kembali. Kata yang akan datang selanjutnya mungkin beraneka … Read More
04 Agustus 2006Tak seperti gumpalan pada waktu itu. Pada saat ini ada yang berbisik, lebihnya bukanlah hal yang mengusik, lebih kepada hal yang mengisik-isik hati dan sanubari. Seperti sekerat daging yang digesek-gesek oleh pisau krek...kre… Read More