1 Januari 2007



Jangan remehkan kata karena Kata adalah sosok yang hidup, sensitive dan mempesona
-Ali Shari'ati-
  
Kumpulan kata ini adalah perjalanan kata-kata ku dari tahun 2006, selepas Nah, katadititiknol [2005; kumpulan puisi dan cerpen]", sekarang saya mulai mau belajar fluently berkata-kata.   

Aku menganggap bahwa kumpulan kata-kata ini[ aku tak berani menyebutkan tulisan ini adalah puisi,sajak atau prosa terserah yang membaca menilainya, bukankah the author is death?] adalah "sebuah gumam"tentang kehidupan keseharian yang hendak menginformasikan kabar perihal seseorang yaitu AKU.
Aku disini bisa berarti anda, saya, kamu, engkau, dia, mereka, atau pun kita. Maka subjek yang berbicara selalu aku sudut pandang dari orang pertama. Dan tak ayal lagi pandangan yang diungkapkan dalam tulisan ini sangat terkesan subjektif dalam artian penuh dengan sentimentalitas rasa. Engkau mungkin  akan berkomentar picisan, melankolis, lugu, bebal, atau apapun, bahkan boleh saja menghujat. Tak apa. Tapi saran saya, hujatan itu kumpulkan dan dibuat sebuah buku. Mungkin dengan senang hati saya bisa menerimanya. Karena seperti kata Hannah Arendt derita lebih tertanggungkan ketika menjadi sebuah cerita.   

Sebuah introspeksi diri sekaligus proses pembelajaran yang akhirnya membeku menjadi ritual katarsis. Dari katarsis ini, kadang saya dengan sengaja berdiri telanjang dengan berbagai macam borok dan akhirnya berkata kepada diri saya sendiri "ternyata saya jelek dan rujit". Tidak menjadi sebuah kehinaan yang maha untuk mengakui kemahan diri. Atau penggorok leher sendiri sampai kita semamput seakan maut sudah mau menjemput.

Dari pembedahan diri ini mendedahlah kata-kata, dan kata kata itu berubah menjadi sebuah gumam, sebuah ronta, sebuah jerit, sebuah erangan yang akan menyerang siapa saja yang ada didepan, belakang, sampingnya. Atau kata-kata ini bisa berubah menjadi kenikmatan senggama dari liang yang berbau purba, yang melenguh dan berkata lagi dan lagi! Ya, karena kata bisa menjadi sebilah pisau belati yang tajam menggeret usus sampai kita sempoyang tak tahan ingin hilang.

Kata kata ini adalah sangat sederhana asal bisa mengungkap ratap, membicara rasa, menidak nyalak.

Kata ini adalah sebuah tangisan, rintihan dan titian perjalanan yang terbalik sehingga sedih menjadi senang, senang menjadi pedih, murka menjadi suka, suka menjadi duka, benci menjadi cinta, cinta menjadi iri dan seterusnya. Tentang perempuan khayalan yang tak kunjung menyapa. Tentang hujatan kepada teman yang memperanjing wacana, yang munafik tentang kemanusiaan, yang seolah olah jijik melihat perilaku kita padahal diam-diam mereka juga melakukannya tetapi mereka malu mengakuinya. Pengakuan itu adalah kata-kata ini. Cercaan kepada perut yang terus lapar. Pujian kepada "mie instan" yang bisa mengganjal. Pemahaman kepada kenyataan yang semakin buas dan liar.

Katakata ini adalah spiritualisasi pembelajaran hakiki otodidak tanpa mursyid, guru, dan suhu karena kita adalah nabi dan rasul sekaligus setan dan iblis bagi diri kita sendiri. Kita adalah penyakit sekaligus kondom. Kita adalah penis dan dildo. Akhirnya kita dan kata ini adalah pembelajar sejati.

Kupersembahkan gumam ini untuk yang mengagungkan Kata, Kaca, Kerja Dan Karya. Bertahanlah !!!
Karena kata

Adalah senjata. Adalah ruh. Adalah nyawa. Adalah karya. Adalah bisu. Adalah sebilah pisau. Adalah laku. Adalah karya. Adalah pribadi. Adalah iman. Adalah agama. Adalah semuanya. Adalah  segalanya. Adalah aku !!

Wassalam
te. Ditaufiqrahman
01 januari 2007

____________________________________________________________
Hatur nuhun kanggo;
Teman-teman di Pesantren Luhur terimakasih telah mengajarkanku arti kerbesamaan, kekompakkan, kekeliruan, nalar, kerja. Dan yang paling penting adalah terimakasih telah menggali dan menguak "KEANJINGANKU" yang telah lama terpendam. Aku akan menjadi "anjing" lagi. TABIK! Pesantren Luhur. 
Rerencangan di sosiologi, aku bosan untuk 'ndulang kalian. Semoga bisa mencari pancoran lain.
Haori, nyawa ku. Nevita Majestya. Keluarga, hati ku. Aku yang lain, belumkah mati?
Akhirnya, untuk semesta ! Yang telah mengajarkanku semua. 

0 komentar:

Posting Komentar